Desa wisata yang berada di desa Kasongan, Bantul, Yogyakarta pada awalnya warga disana hanya membuat kerajinan tangan gerabah, hanya untuk mainan anak dan perabotan rumah tangga. Namun seiring berjalannya waktu, warga disana semakin kreatif dan terinovasi akan potensi ekonomi yang dihasilkan dari gerabah tersebut. Terdapat banyak hasil kerajinan yang dibuat oleh warga desa Kasongan mulai dari guci, piring, figura, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Pengunjung atau wisatawan yang datang ke desa wisata tersebut akan menemukan banyak sekali pilihan hasil kerajinan yang tersedia. Namun yang membuat menarik perhatian wisatawan yaitu wisatawan dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan gerabah di desa wisata Kasongan. Mendapatkan hasil gerabah yang baik, berkualitas, dan indah tentu harus melalui banyak proses. Setiap wisatawan yang berkunjung diperbolehkan untuk ikut membuat gerabah. Berikut merupakan langkah kerja membuat gerabah.
1. Menyiapkan
bahan dan alat
Bahan
pembuatan gerabah hanya terdiri atas tanah liat. Tanah liat harus dibersihkan terlebih
dahulu dari berbagai unsur seperti krikil dan pasir. Tahapan pertama, bahan
akan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang dimiliki. Pengolahan bahan
dapat dilakukan menggunakan du acara yaitu pengolah bahan kering dan basah.
Umumnya, pengolahan bahan gerabah yang diterapkan oleh pengrajin tradisional di
Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering, karena pengolahan tersebut
dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah,
karena waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan lebih sedikit.
2. Pembentukan
Terdapat beberapa teknik yang dapat diterapkan untuk pembentukan gerabah seperti teknik putar, teknik cetak, teknik lempengan, teknik pijat, teknik pilin, dan gabungan dari beberapa teknik yang sudah disebutkan. Umumnya, gerabah dominan menggunakan teknik putar walaupun dengan peralatan yang cukup sederhana.
Baca Juga: Aksesibilitas Menuju Desa Wisata Kasongan
3. Pengeringan
Gerabah yang sudah dibentuk, kemudian akan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama kurang lebih 6-7 hari. Hal tersebut dikarenakan agar gerabah benar-benar kering. Pengeringan dengan cara dikelantang tidak dianjurkan, karena gerabah akan mudah retak saat proses pembakaran.
4. Pembakaran
Setalah proses pengeringan, gerabah akan dimasukan ke dalam tungku pembakaran. Proses pembakaran gerabah umumnya hanya dilakukan sekali. Gerabah akan dibakar di ruangan terbuka seperti di halaman rumah, di ladang, dan lahan kosong lainnya.
5. Finishing
Proses terakhir pembuatan gerabah yaitu finishing. Proses tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memulas dengan cat warna, melukis, menempel atau menganyam dengan bahan-bahan lain.
Tugas Pemasaran Wisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar